Hai, ini aku lagi. Seorang perempuan yang sedang tersesat di tengah hutan gelap dan minim cahaya. Ketika cahaya sedikit menyinari hutan gelap ini, perlahan cahaya menghilang digantikan kabut tebal yang sanggup menelan siapa saja yang ada disana. Untungnya, aku tertelan dan tidak bisa melihat apapun. Membuka mata saja enggan apa lagi berjalan. Mungkin kondisi jiwaku bisa diibaratkan seperti itu. Tidak tahu kemana harus mengarah dan juga tidak tahu kapan akan diberi jalan pulang. Mungkin beberapa hal disekitar yang membuatku seperti ini, apalagi kalau bukan mempertanyakan hidup?. Klise tapi itu memang benar adanya. Aku yakin bukan aku saja yang berpikiran seperti itu tetapi beberapa dari manusia lain juga berpikiran hal yang sama. Pertanyaan yang tidak butuh jawaban tapi tetap santer ada di kepala. "Aku hidup untuk apa sih?" atau pertanyaan seperti "Gunanya aku hidup untuk apa kalau aku kayak gini?". Pertanyaan semacam itu hinggap di kepala dan tak jarang membuat sakit kepala sendiri. Hebat bukan, sebuah pertanyaan yang mampu membuat diri kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri.
Kata orang "namanya juga hidup, ya gini" kata gini rasanya terlalu ambigu dan terlalu luas untuk dijabarkan. Bisa jadi kata itu menjadi sebuah penghiburan bagi diri sendiri yang terlalu lelah untuk sekedar membuka mata. Sebab ketika membuka mata rasanya masalah kembali berat lagi untuk dipikul di pundak. Masalah apapun itu, entah keluarga, pekerjaan, ataupun percintaan. Seseorang pernah berkata bahwa aku perlu menikmati hidup, perkataan itu kujawab dengan kalimat yang sedikit menyedihkan. Begini jawabanku "Aku menikmati hidup, tapi jiwaku mati dan serasa hidup dalam kekosongan". Orang itu terdiam seakan tahu kalau masalah yang kuhadapi sebegitu besarnya.
Tapi apapun itu, aku tidak melakukan apa-apa untuk sekedar meringankan masalah itu. Sebab aku tahu akhirnya akan selalu sama, yaitu aku tetap di tempat tak punya apa-apa untuk sekedar melangkah maju. Aku bisa saja berlari tapi di ujung sana jurang akan menanti. Bergerak dan tidak bergerak keadaan akan tetap sama. Lalu, apa yang harus dilakukan?. Jawabannya simple, aku tidak tahu. Aku seperti mengikuti arus ombak di laut dan terombang-ambing entah kemana.
Komentar
Posting Komentar