Sepertinya kalimat "selalu ada" adalah dua kata yang kadang susah untuk direalisasikan. Selalu ada yang katanya akan meringankan beban, selalu ada yang katanya akan selalu ada teman yang menemani. Padahal, hal itu seperti dongeng zaman dahulu. Seseorang mampu mengucapkannya namun terkadang tak pernah berniat untuk menepatinya, karena kalimat tersebut respon paling lumrah yang ada di sekitar. Sepertinya makna "selalu ada" berubah dari waktu ke waktu. Entah itu selalu ada untuk menghakimi, ataupun selalu ada untuk menyakiti. Tetapi, setiap orang memaknainya berbeda, Namun kebanyakan kalimat itu hanya sebagai obat penenag tidak langsung yang diucapkan seseorang kepada orang lain ketika sedang mendapati masalah.
Orang lain itu pernah berharap dengan kalimat "selalu ada" hingga akhirnya merasa terkhianati karena terlalu merasa percaya dengan kekuatan kalimat itu. Menganggap enteng kalau seseorang itu akan muncul ketika badai datang menghampiri. Tetapi, kalau diingat-ingat setiap orang punya waktu masing-masing yang tidak akan selalu ada untuk orang lain. Sulit memang untuk percaya kalimat itu benar terealisasikan adanya, tetapi jika matanya memang tulus mengatakan artinya mungkin ia akan berusaha untuk menepatinya.
Wajar untuk takut dengan kalimat tersebut, entah dari pengalaman pribadi sendiri maupun dari cerita orang lain. Semesta punya cara untuk membuat kalimat itu ada, dan bisa terjadi di hidupmu. Cara itu adalah percaya kepada rencana yang semesta, karena sejatinya semesta memang "selalu ada" untuk mendengar kata hati semua orang. Seseorang hanya perlu menunggu waktu yang tepat ketika semesta bersiap untuk memberikan hal itu. Entah berapa lama, itu akan sepadan dengan apa yang diusahakan. Semesta "selalu ada" untuk seseorang yang sedang berada di fase terbawah, atau di fase manapun. Selalu ada untuk memberikan yang terbaik, karena manusia hanya bisa berusaha dan berdoa dengan segala sesuatu yang ingin diraih.
Seperti dirimu yang akan "selalu ada" dalam rapalan doa seseorang. Mengharapkan keselamatan dan kebahagiaan dirimu di masa mendatang, atau mengharapkan dirimu akan hidup bersamanya nanti. Memperbaiki apa yang telah rusak yang ada pada dirimu, dan memberikan secuil kebahagiaan yang tak akan pernah dirimu bayangkan. Membayangkan hal itu membuat dirimu tersenyum, apalagi jika semesta mengabulkan harapan sederhanamu itu. Seperti halnya kursi penumpang kereta yang tidak selalu ada penumpangnya. Karena tidak semua penumpang memiliki tujuan dan memilih media yang sama. Tetapi, karena kereta berangkat dengan jadwalnya masing-masing, maka manusia pun begitu. Semua berangkat dan ada di kereta yang sama, namun di dalam kereta setiap penumpang melakukan kegiatan yang bermacam-macam. Seperti halnya manusia yang punya jalan dan caranya sendiri-sendiri untuk meraih apa yang ia raih, dan semesta akan mengawasi itu semua.

Komentar
Posting Komentar